Self Love Bukan Sekadar Skincare, Pahami Arti Mencintai Diri dari Dalam

Self Love bukan sekadar rutinitas merawat kulit atau mengikuti tren kecantikan. Meski istilah ini sering dipakai dalam jagat media sosial, makna sejati mencintai diri sendiri jauh lebih dalam. Self Love adalah bentuk apresiasi dan penerimaan terhadap diri sendiri yang meliputi kesejahteraan fisik, emosional, dan spiritual. Dalam konteks psikologi positif, mencintai diri sendiri berarti merawat kebutuhan kalian tanpa harus mengorbankan kebahagiaan hanya untuk menyenangkan orang lain. Dengan memahami konsep ini, kalian bisa membangun rasa harga diri sehat dan kebahagiaan yang lebih otentik, bukan hanya mempercantik penampilan luar saja.

Banyak ahli kesehatan mental menegaskan bahwa Self Love lebih mirip belas kasih pada diri sendiri, bukan egoisme atau narsisme. Sebagai contoh, sebuah artikel psikologi menyatakan Self Love melibatkan penerimaan diri sepenuh hati, memperlakukan diri dengan penuh kebaikan dan menghargai kesehatan fisik maupun emosional. Dengan kata lain, ketika kalian mempraktikkan Self Love, kalian belajar menerima kelebihan sekaligus kekurangan diri, merawat diri dengan lembut, dan memprioritaskan diri sendiri dengan sehat.

Self Love Lebih dari Sekadar Skincare

Self Love Lebih dari Sekadar Skincare

Banyak orang sering mengaitkan Self Love dengan perawatan diri fisik, seperti merawat kulit atau tubuh. Memang, menjaga penampilan dan kesehatan fisik (self-care) adalah bagian dari mencintai diri, tetapi Self Love sejati jauh melampaui itu. Jeffrey Borenstein dari Brain & Behavior Research Foundation menjelaskan bahwa “Self-love is a state of appreciation for oneself that grows from actions that support our physical, psychological and spiritual growth”. Artinya, mencintai diri sendiri melibatkan perawatan menyeluruh, tidak hanya kulit, tapi juga kesehatan mental, hubungan yang sehat, dan kemajuan pribadi.

Dengan kata lain, Self Love adalah komitmen untuk memperlakukan diri sendiri sebagaimana kalian merawat orang yang sangat kalian cintai. Ini termasuk melakukan kebiasaan positif sehari-hari seperti meditasi, tidur cukup, berolahraga, serta membangun pemikiran positif. Dr. Jeffrey Borenstein juga menekankan bahwa Self Love berarti “memiliki penghargaan tinggi terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan diri sendiri” serta tidak mengorbankan diri demi menyenangkan orang lain. Jadi, meski kalian tetap bisa menikmati perawatan kulit dan aktivitas self-care lainnya, ingatlah bahwa inti Self Love adalah bagaimana kalian memandang dan merawat diri dari dalam.

Manfaat Self Love bagi Kesehatan Mental

Manfaat Self Love bagi Kesehatan Mental

Berbagai studi internasional menunjukkan bahwa Self Love (atau harga diri positif) berdampak besar pada kesehatan jiwa dan kebahagiaan. Misalnya, sebuah meta-analisis besar pada lebih dari 13.000 mahasiswa di 31 negara menemukan bahwa orang dengan self-esteem tinggi cenderung memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi. Artinya, semakin kalian menghargai diri sendiri, semakin besar kemungkinan kalian merasa bahagia dan puas dalam hidup.

Selain itu, Orth dan Robbins (2022) menyimpulkan bahwa high self-esteem membantu seseorang sukses di berbagai bidang, hubungan sosial lebih memuaskan, prestasi akademik dan karier lebih baik, kesehatan mental dan fisik lebih terjaga, serta menurunkan perilaku anti-sosial. Dari sudut lain, penelitian meta menunjukkan bahwa Self Compassion (komponen penting Self Love) berkorelasi positif dengan berbagai indikator kesejahteraan, seperti kebahagiaan, optimisme, dan kepuasan hidup.

Lebih tinggi Self Love (self-compassion) juga terbukti berhubungan dengan penurunan gejala kecemasan, stres, dan depresi. Ini berarti, semakin besar rasa cinta dan pengertian kalian kepada diri sendiri, semakin kecil risiko masalah kesehatan mental serius.

Situs terkemuka juga mendukung temuan tersebut. Medical News Today menyoroti bahwa orang yang kurang mencintai diri sendiri sering kali sangat kritis terhadap diri sendiri dan rentan mengalami masalah kesehatan fisik maupun mental, seperti sindrom iritasi usus atau depresi. Sebaliknya, Dr. Andleeb Asghar mencatat beragam manfaat Self Love, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi kecemasan, memperbaiki kesehatan mental, meningkatkan motivasi, bahkan memperkuat penerimaan diri.

Salah satu mekanismenya adalah Self Love membantu menurunkan stres, ketika kalian benar-benar menerima diri, tingkat stres turun sehingga tubuh lebih relaks, tidur jadi lebih berkualitas, dan kecemasan mereda. Tak heran, beberapa pakar di Spanyol menyebutkan bahwa mencintai diri dapat meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan menetapkan batasan sehat, ketahanan (resiliensi) menghadapi tantangan, menurunkan ketergantungan pada persetujuan orang lain, dan meningkatkan kebahagiaan secara keseluruhan. Semua bukti tersebut menunjukkan satu hal, Self Love adalah fondasi penting bagi kesehatan mental dan kebahagiaan jangka panjang kalian.

Cara Membangun Self Love

Cara Membangun Self Love

Berikut beberapa langkah praktis untuk melatih cinta diri (Self Love) dalam kehidupan sehari-hari:

1. Ubah dialog batin negatif

Awali dengan memperhatikan cara kalian berbicara pada diri sendiri. Daripada saling kritik, belajarlah bersikap lembut dan mendukung. Kristin Neff, pakar self-compassion mengajukan pertanyaan reflektif, “Saat kalian melakukan kesalahan, apakah kalian menghina diri sendiri, atau justru memberi diri kata-kata penuh pengertian?”. Jika sering muncul kalimat negatif seperti “Aku tidak cukup baik” cobalah ganti dengan afirmasi positif dan pujian sederhana. Menurut Psychologist Today, menjaga dialog internal yang positif adalah kunci Self Love. Mulailah rutin mengucap “kalian hebat”, “saya bangga sama kamu”, atau mantra penenang lainnya setiap kali rasa ragu muncul.

2. Tetapkan batasan sehat (set boundaries)

Belajar berkata “tidak” adalah bentuk cinta diri penting. Hindari terjebak pola hidup yang menyita waktu dan energi kalian tanpa pertimbangan. Dalam praktek Self Love, menolak permintaan yang tidak sehat, misalnya kerja lembur terus-menerus atau pertemanan yang toksik, sama saja dengan melindungi kesehatan mental kalian. Saat kalian mampu menjaga jarak dari situasi yang menguras emosi, sesungguhnya kalian sedang merawat diri. Ini juga menegaskan pada diri bahwa waktu dan kebutuhan kalian sama pentingnya dengan orang lain.

3. Lakukan self-care bermakna

Perawatan fisik seperti olahraga teratur, tidur cukup, dan makanan bergizi memang dasar penting. Namun Self Love juga menyarankan self-care emosional dan mental. Misalnya, lakukan ritual harian yang menenangkan, meditasi atau mindfulness selama 5–10 menit, membaca buku favorit, atau menulis jurnal tentang perasaan kalian. Aktivitas sederhana seperti berolahraga, bermeditasi, atau tidur cukup dapat meningkatkan energi dan mood secara signifikan. Seperti disarankan oleh Ness Labs, jadikan rutinitas harian itu bermakna, bukan sekadar kebiasaan, tetapi praktik yang sengaja kalian lakukan untuk menghargai diri.

4. Berlatih self-compassion (welas asih diri)

Self Love erat kaitannya dengan self-compassion, yaitu memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan saat menghadapi kesulitan. Ketimbang memarahi diri karena gagal, cobalah menenangkan, akui bahwa setiap orang berhak berbuat salah. Sebagaimana dikatakan Kristin Neff, ubahlah motivasi dari merasa tidak layak menjadi keinginan untuk menjadi lebih baik karena kalian peduli pada diri sendiri. Dalam praktiknya, tataplah cermin dan katakan pada diri, “Kalian sudah berusaha keras, dan tetap berharga meski belum sempurna.”

Menurut UGM, self-compassion (belas kasih pada diri) membantu kita melembutkan dialog batin, menyadari bahwa kekecewaan atau kegagalan adalah pengalaman manusiawi. Melalui cara ini, kalian memupuk rasa aman dan pengertian terhadap diri sendiri, persis seperti memperlakukan teman baik ketika mereka mengalami kegagalan.

5. Refleksi diri

Sisihkan waktu secara teratur untuk merefleksikan diri tanpa emosi negatif. Contohnya, coba tulis jurnal harian atau mingguan, ceritakan apa yang kalian syukuri hari ini dan tantangan apa yang ingin diperbaiki. Ilmuwan menyebut strategi “gagal seperti ilmuwan”, setiap kegagalan dipandang sebagai data pembelajaran, bukan akhir dunia. Dengan begitu, kegagalan tidak memupus rasa cinta diri, melainkan menjadi bahan bakar pertumbuhan. Proses refleksi membantu kalian mengenali pola-pola pikiran dan mencari solusi konstruktif, alih-alih terjebak dalam kritikan diri. Seiring waktu, kebiasaan ini memperkuat kesadaran diri (self-awareness) dan membuat kalian lebih tangguh menghadapi tantangan.

6. Rayakan pencapaian diri

Jangan lupa memberi penghargaan untuk setiap keberhasilan, besar maupun kecil. Misalnya, setelah menyelesaikan proyek sulit atau mencapai target pribadi, berikan diri kalian waktu istirahat ekstra, hadiah kecil, atau sekadar ucapkan terima kasih pada diri sendiri. Mengakui pencapaian sederhana menanamkan rasa bangga dan memupuk motivasi positif. Psychology Today mengingatkan bahwa “merayakan prestasi, sekecil apa pun, adalah bagian dari Self Love”. Dengan rutin mengapresiasi diri sendiri, kalian menginternalisasi bahwa diri ini memang layak dicintai.

Melalui kombinasi langkah-langkah di atas, mengubah pola pikir negatif, membangun kebiasaan sehat, dan memberi perhatian pada diri sendiri, Self Love bisa tumbuh secara perlahan. Yang terpenting, jadikan hal-hal tersebut kebiasaan konsisten. Lambat laun, cara-cara sederhana ini akan membentuk fondasi cinta diri yang kokoh dalam keseharian kalian.

Self Love vs. Narsisme

Self Love vs Narsisme

Seringkali muncul kekhawatiran bahwa mempraktikkan Self Love sama dengan menjadi egois atau narsis. Padahal, riset psikologi menunjukkan sebaliknya. Self-love yang sehat justru berbeda jauh dengan narsisme. Narsis cenderung menganggap diri superior, mengabaikan kekurangan, dan kekurangan empati terhadap orang lain. Sebaliknya, orang dengan Self Love yang sehat mengakui kekurangan diri, bersikap rendah hati, dan tetap peduli pada orang lain. Penelitian UC Davis menggarisbawahi bahwa self-esteem (rasa percaya diri yang sehat) berhubungan dengan hubungan sosial yang baik, sedangkan narsisme memprediksi kesulitan dalam berhubungan.

Dengan kata lain, mencintai diri bukan berarti meletakkan diri di atas orang lain, melainkan menemukan keseimbangan. Bukan kebetulan, UGM juga menegaskan bahwa Self Love adalah “penghargaan diri yang sehat”, bukan egoisme atau narsisme. Singkatnya, mempraktikkan Self Love yang benar akan membuat kalian lebih bijak dan empatik, bukan membuat kalian semakin egois.

Setiap kali kalian ragu apakah sikap mencintai diri terlalu “egois”, ingatlah bahwa dengan mengenali dan memenuhi kebutuhan sendiri, kalian justru menjadi sumber energi positif. Cinta diri memungkinkan kalian memberi dukungan kepada orang lain dari sudut hati yang penuh kepenuhan, bukan kekosongan. Jadi, jangan takut untuk mengutamakan diri sewajarnya, itu adalah bagian penting dari menjaga kesehatan mental.

Kesimpulan

Melatih Self Love berarti memberi perhatian penuh pada diri sendiri, fisik, emosional, dan spiritual dengan cara yang sehat. Istilah ini mungkin terdengar populer, tapi ia didukung oleh penelitian internasional yang menunjukkan manfaatnya bagi kesejahteraan. Telah terbukti, Self Love (atau self-esteem positif) dapat meningkatkan kepuasan hidup dan kebahagiaan, serta membantu kalian beradaptasi lebih baik dalam karier, pendidikan, dan hubungan. Praktik self-compassion dan self-care yang konsisten akan mengurangi stres, kecemasan, dan depresi.

Intinya, Self Love melibatkan proses panjang untuk mengenali nilai diri, menyambut kekurangan, dan bertindak demi kebaikan sendiri. Dengan rutin melakukan langkah-langkah sederhana di atas, misalnya berbicara lembut kepada diri sendiri dan menetapkan batasan, kalian membantu diri tumbuh menjadi versi terbaik. Mencintai diri sendiri adalah kunci menuju kesehatan mental yang lebih baik dan kebahagiaan sejati. Jadi, mulailah dari sekarang. Luangkan waktu untuk menyayangi diri, dan saksikan bagaimana hidup kalian menjadi lebih seimbang dan bermakna.

Seorang ibu dan penulis yang menggabungkan pengalaman nyata menjadi orang tua dengan latar pendidikan Psikologi. Melalui CoretanKita, saya membagikan cerita, refleksi, dan panduan praktis seputar parenting, kesehatan ibu & anak, serta gaya hidup keluarga, semuanya berdasarkan perjalanan dan nilai-nilai yang saya jalani setiap hari.

You might also like
5 Cara Berdamai dengan Kekurangan Diri agar Hidup Lebih Tenang

5 Cara Berdamai dengan Kekurangan Diri agar Hidup Lebih Tenang

Berhenti Membandingkan Diri Sendiri: 5 Pengingat untuk Menerima Prosesmu Sendiri

Berhenti Membandingkan Diri Sendiri: 5 Pengingat untuk Menerima Prosesmu Sendiri